Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengertian Setress tugas 5


1. Pengertian Stres
 Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang  menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman  (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik  dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial  membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk  mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun  psikologis ( Chapplin, 1999). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang  digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau  kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada  organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.  (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997).   
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:
1.       Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang  menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.
2.       Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya
situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang  muncul dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, Universitas Sumatera Utaraserta respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah  tersinggung.
3.       Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara  aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi  maupun afeksi.  

 Rice (2002) mengatakan bahwa stres adalah suatu kejadian atau stimulus  lingkungan yang menyebabkan individu merasa tegang. Atkinson (2000)  mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan  membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi ini disebut  sebagai penyebab stress dan reaksi individu terhadap situasi stres ini sebagai  respon stres.
                Berdasarkan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa stres  merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan  mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik  fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya,  dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara  individu yang satu dengan individu yang lain.
2. Penyebab Stres atau Stressor
 Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan  terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari  kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja,  dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor Universitas Sumatera Utaradiperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002). Menurut Lazarus &  Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi  udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi  sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu  ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor. 
 Menurut Lazarus & Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan
stres yaitu:
a.       Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari  seperti masalah kerja di
kantor, sekolah dan sebagainya.
b.      Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau  kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti  kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan  masalah pribadi lainnya.
 Ditambahkan Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah  satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur  seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh  faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan  seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar.
                Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja. Individu yang  memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih rentan terhadap tekanantekanan dalam pekerjaan, daripada individu dengan sedikit pengalaman (Koch &  Dipboye, dalam Rachmaningrum,1999). Selanjutnya masih ada beberapa faktor  lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres, yaitu kondisi fisik, ada tidaknya  Universitas Sumatera Utaradukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian tertentu  (Dipboye, Gibsin, Riggio dalam Rachmaningrum, 1999).


source : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24670/4/Chapter%20II.pdf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar