Konsep Sehat,Sejarah,dan Pendekatan
Kesehatan mental adalah
terhindarnya individu dari simtom-simtom neurosis dan psikosis ,selain itu
Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan dir dengan diri
sendiri,dengan orang lain dan dengan masyarakan.Definisi ini terlalu luas dan
sangat umumkarena dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan.
Kesehatan mental adalah
pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan memanfaatkan
segala kapasitas,kreativitas,energi,dan dorongan yang ada semaksilal mungkin
sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar dari
gangguan penyakit mental.
kesehatan mental ungkapan ini
diciptakan oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang
sebenarnya melalui "pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi
Beers Amerika. Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi
dari sakit mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang
lebih luas melampaui domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya
kejiwaan.
Pendekatan dalam Kesehatan mental
di bagi menjadi 3 yaitu : Pendelatam preventif ilmu kesehatan mental, Pendekatan
terapeutik, Pendekatan kuratif
Teori Kepribadian sehat
Aliran PsikoAnalisa
Konsep mental yang aktif : Struktur
ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan
demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.
Perkembangan treatment terhadap
gangguan mental : Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental
sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para pelaku kriminal serta
orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental
diawali dengan perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan
di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku.
Freud membagi mind ke dalam
consciousness, preconsciousness dan unconsciousness, Freud mengembangkan konsep
struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang dikenal
dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting,
yaitu id, ego dan super ego.
Ego selalu menghadapi ketegangan
antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil diatasi
dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka
menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan
diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa
bermacam-macam, a.l. repression.
Aliran Behavioristik
Behaviorisme adalah sebuah aliran
dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913, Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Aliran Humanistik
Humanistik adalah aliran dalam
psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan
psikoanalisis.Humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang
mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga
diri.Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai
kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang
pesimisme dan keputusasaan pandangan
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses
yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru, Menurut
Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu: Penyesuaian sebagai adaptasi, Penyesuaian diri sebagai bentuk
konformitas, Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
Pertumbuhan personal
Pertumbuhan merupakan proses
perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmani individu, sedangkan
perkembangan yaitu proses perubahan yang berhubungan dengan kejiwaan individu
dan biasanya melahirkan tingkah laku yang dapat diamati walaupun tidak dapat
diukur seperti yang terjadi pada perubahan jasmani
Terjadinya perubahan pada
seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau
empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai
keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflekions. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu: Faktor Biologis, Faktor Geografis, Faktor
Kebudayaan
Kepribadian sehat menurut
Allport
Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan
mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Menyadari
sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol
kekuatan-kekuatan itu juga.
KRITERIA KEPRIBADIAN
YANG MATANG
Tujuh
kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat, yaitu : Perluasan Perasaan Diri, Hubungan
Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain, Keamanan Emosional, Persepsi
Realistis, Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas, Pemahaman Diri, Filsafat
Hidup yang Mempersatukan,
Perkembangan
Kepribadian Carl Rogers
Konsep diri (self concept)
menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan
disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman, Konsep
diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk
menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers
mengenalkan 2 konsep lagi yaitu: Incongruence Incongruence, congruence
Abraham Maslow
Menurut Maslow, setiap individu
memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth). Dalam menjelaskan
kebutuhan manusia, Maslow membntuk hirarki kebutuhan menjadi: Kebutuhan
Fisiologis, Kebutuhan Rasa aman,
Kebutuhan Kasih sayang,Kebutuhan Penghargaan ,Aktualisasi Diri
Ciri-ciri pribadi yang sehat
menurut Abraham maslow: Menerima
realitas secara tepat,Menerima diri dan orang lain apa adanya,Bertidak secara
spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat,Memusatkan pada masalah-masalah bukan
pada perseorangan,Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang
lain,Memiliki ruang untuk diri pribadi,Menghargai dan terbuka akan
pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru, Memiliki pengalaman-pengalaman yang
memuncak,Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat,Memiliki relasi
yang akrab dengan beberapa teman,Mengarah pada nilai-nilai demokratis,Memiliki
nilai-nilai moral yang tangguh, Memiliki rasa humor yang tinggi,Menemukan
hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif,Memiliki integritas tinggi yang total
Erich Fromm
Fromm melihat kepribadian
hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan
jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya masyarakat menyesuaikan
diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana
baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu
kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat. Faktor
kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan
manusia.
Kepribadian Produktif menurut Fromm: Cinta yang
produktif,Pikiran yang produktif, Kebahagiaan,Suara hati.
Pengertian Stress
Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang
dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik
dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai
potensial membahayakan, tidak terkendali
atau melebihi kemampuan individu untuk
mengatasinya
Menurut Lazarus & Folkman
(1986) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu: Stimulus,respon,Proses
Penyebab Stres atau
Stressor
Menurut Lazarus & Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang
dapat menyebabkan
stres yaitu:
a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi
berulang-ulang setiap hari seperti
masalah kerja dikantor, sekolah dan sebagainya.
b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih
kuat atau kehilangan besar terhadap
sesuatu yang terjadi pada level individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan
pekerjaan, masalah keuangan dan masalah
pribadi lainnya.
c.Pengalaman kerja
Coping setress
Lazarus & Folkman (1986) mendefenisikan coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang. Sarafino (2006) menambahkan bahwa coping adalah proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres.
Fungsi Coping
Proses coping terhadap stres
memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari
bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu : Emotional-Focused Coping, Problem-Focused
Coping.
Metode Coping Stress
Lazarus & Folkman (1986) mengidentifikasikan berbagai
jenis strategi coping, baik secara problem-focused maupun emotion-focused,
antara lain: Planful problem solving,Confrontive coping,Seeking social support,Accepting
responsibility,Distancing,Escape-avoidance,Self-control ,Positive reappraisal
Faktor – faktor yang
mempengaruhi Coping
Menurut Smet (1994)
faktor-faktor tersebut adalah:Variabel dalam kondisi individu,karakteristik
kepribadian,Variabel sosial-kognitif,Hubungan dengan lingkungan sosial,
Strategi coping
Penyesuaian dan
Pertumbuhan
Menurut Schneider (dalam
Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan
kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis
yang tepat.
Konsep penyesuaian
diri
Penyesuaian dapat diartikan atau
dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa
survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat
mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga
diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar
atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga
bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara
efisien.
PENGERTIAN
PERTUMBUHAN PERSONAL
Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal
tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor
utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan individu : Faktor genetik,Faktor eksternal / lingkungan,
Hubungan
Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.
Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi : Model
pertukaran sosial,Model peranan ,Model permainan ,Model Interaksional.
Tahap peneguhan
Hubungan interpersonal
tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan
memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan2 tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan.
Empat
faktor penting dalam memelihara keseimbangan, yaitu : (1) keakraban, (2)
kesepakatan, (3) ketepatan respon (4)
Nada emosional yang tepat.
Intimasi dan hubungan
pribadi
Steinberg (1993) berpendapat
bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu
yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Dalam suatu hubungan juga perlu
adanya companionate love, passionate love dan intimacy love, Komunikasi yang
selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi modal
yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis
Intimasi dan
pertumbuhan
Keinginan setiap pasangan adalah
menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka
terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
a. kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita
secara utuh.
b. kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah
persiapan memasuki pernikahan.
c. kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat
dipercaya untuk memegang rahasia.
d. kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
e. kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
Cinta dan Pernikahan
Nikah sendiri artinya Ikatan
(Akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama
Pernikahan
itu sendiri di anggap sebagi simbol kematangan dan kedewasaan seseorang dalam
pergaulan bermasyarakat. Dengan menikah berarti tela di anggap mampu
bertanggung jawab untuk membentuk sebuah keluarga baru dan menjalankan semua
kewajiban-kewajiban yang ada di dalamnya.
Bagaimana memilih
pasangan
Bila kita memiliki berbagai
kandidat pasangan yang satu kaya raya, yang satunya lagi tampan serta fisiknya
bagus, dan yang terakhir ibadah dan pengentahuan agamanya bagus, maka dari ke
tiga itu kita lebih baik memilih yang ke 3 yaitu pasangan yang ibadah serta
pengetahuan agamanya bagus, karena selain pasangan tersebut dapat membimbing
kita pada Nikmat dunia, juga ia akan dapat membimbing serta mengajak kita
mencicipi indahnya Surga.
Jadi
menurut saya bila ingin memilih pasangan, maka pilihlah yang baik ibadahnya,
bila ia ibadahnya baik,tampan,serta kaya raya, anggap lah
ketampanan/kecantikannya, serta kekayaan hartanya sebagai Bonus karena kita
telah menilai dan memilih pasangan dari Agamanya.
Seluk beluk hubungan
dalam perkawinan
Pada umumnya salah satu tanda
kegagalan suami-istri dalam mencapai kebahagiaan perkawinan adalah perceraian.
Perceraian adalah akumulasi dari kekecewaan yang berkepanjangan yang disimpan
dalam alam bawah sadar individu. Adanya batas toleransi pada akhirnya
menjadikan kekecewaan tersebut muncul kepermukaan, sehingga keinginan untuk
bercerai begitu mudah.
Masalah diseputar perkawinan atau
kehidupan berkeluarga antara lain:,Kesulitan ekonomi keluarga yang kurang
tercukupi.,Perbedaan watak.,Temperamen dan perbedaan kepribadian yang sangat
tajam antara suami dan istri.,Ketidakpuasan
dalam hubungan seks.,Kejenuhan rutinitas.,Hubungan antara keluarga besar yang
kurang baik.,Adanya istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman
lain).,Masalah harta warisan.,Menurunnya perhatian kedua belah pihak.,Domonasi
dan intervensi orang tua atau mertua.,Kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Dari salah satu masalah diatas
yaitu kesalahpahaman yang menyebabkan pasangan menjadi tersinggung, sehingga
terkadang memicu adanya perceraian, merupakan masalah yang sering terjadi dalam
kehidupan rumah tangga Karena kesalahpahaman itulah yang terkadang pasangan
enggan untuk membuka komunikasi dengan pasangannya yang kemudian menimbulkan
misskomunikasi. Tanpa mereka sadari dengan keadaan seperti itu malah akan
membuat mereka sulit dalam menghadapi problem apapun. Komunikasi yang intern
dan baik akan melahirkan saling keterbukaan dan suasana keluarga yang nyaman.
Penyesuaian dan
Pertumbuhan dalam perkawinan
Hirning dan Hirning (1956)
mengatakan bahwa penyesuaian perkawinan
itu lebih kompleks dibandingkan yang terlihat. Dua orang memasuki
perkawinan harus menyesuaikan satu sama lain dengan tingkatan yang
berbeda-beda. Untuk tingkat organismik mereka harus menyesuaikan diri dengan
sensori, motor, emosional dan kapasitas intelektual dan kebutuhan. Untuk
tingkat kepribadian, masing-masing mereka harus menyesuaikan diri dengan
kebiasaan, keterampilan, sikap, ketertarikan, nilai-nilai, sifat, konsep ego,
dan kepercayaan. Pasangan juga harus menyesuaikan dengan lingkungan mereka,
termasuk rumah tangga yang baru, anak-anak, sanak keluarga, teman, dan
pekerjaan.
Penyesuaian perkawinan ini juga
dianggap sebagai persoalan utama dalam hubungan sebagai suami istri. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian perkawinan adalah dua orang
memasuki tahap perkawinan dan mulai membiasakan diri dengan situasi baru
sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan kepribadian, lingkungan,
kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan
harapan.
Perceraian dan
Pernikahan kembali
Namun banyak juga, orang-orang
yang memilih , lebih menikmati untuk menjalakan suatu prinsip yang di sebut
Single Life, yaitu hidup sendiri/ hidup melajang tanpa pasangan hal ini di
karenakan : Kebebasan,Masih Ingin Bersenang - senang,Belum Menemukan Wanita
Idea,Takut dengan Tanggung Jawab,Belum Dewasa
0 komentar:
Posting Komentar